Jumat, 05 Juni 2009

KIMIA Tak Perlu Merasa Tersisihkan Dalam IPA Terpadu


Resume :
Kimia merupakan bidang studi yang tergabung dalam mata pelajaran IPA SMP sejak sekitar 4 tahun lalu. Meskipun muatannya tidak sebanyak bidang IPA lainnya, bukan berarti kimia boleh dipandang sebelah mata. Dengan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bisa menumbuhkan kecintaan siswa terhadap bidang studi ini bahkan melatih siswa berpikir kritis dan sistematis.

Mata pelajaran IPA untuk SMP memang mempunyai tiga muatan, yakni Fisika, Biologi dan Kimia. Namun mata pelajaran ini berdiri sendiri-sendiri ketika kurikulum KBK tahun 2004. Seiring dengan pergantian kurikulum, mata pelajaran IPA pun juga mengalami perubahan. Dengan adanya kurikulum KTSP, fisika, biologi dan kimia tidak lagi berdiri sendiri-sendiri tetapi merupakan kesatuan yakni IPA terpadu. Dalam penyusunan kurikulum IPA terpadu ini, jika dilihat dari Standar Kompetensi yang harus dikuasai siswa, nampak bahwa bidang studi kimia hanya memiliki bidang kajian yang relatif sedikit. Apalagi bila dilihat Standar Kompetensi yang ada tidaklah berurutan sesuai dengan tahap perkembangan proses belajar siswa. Namun guru bidang studi ini tidak perlu merasa tersisih. Melalui pembelajaran IPA Terpadu, banyak materi yang bisa dimuati oleh kimia.
Kimia merupakan bidang baru bagi siswa SMP, sehingga sebaiknya pada siswa SMP baru (kelas VII) diberikan Standar Kompetensi yang bisa membuat siswa tertarik dan mencintai bidang ini terlebih dahulu. Seperti pada kurikulum KBK sebelumnya, siswa kelas VII diberi materi tentang bahan kimia di sekitar mereka, baik tentang manfaat, pembuatan dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan. Tentu saja hal ini membuat mereka tertarik karena semua bahan tersebut ada di sekitar mereka dan mereka menggunakannya setiap hari. Namun, dalam kurikulum yang sekarang siswa kelas VII sudah dijejali dengan materi yang semula diberikan di kelas VIII sehingga guru harus putar otak bagaimana materi yang sulit seperti tentang unsur, senyawa, dan campuran bisa membuat siswa terkesan dengan pelajaran IPA, khususnya kimia. Meskipun materi ini cukup sulit (terutama materi senyawa & tata namanya), tetapi melalui pemodelan-pemodelan sederhana oleh guru seperti misalnya menggunakan media pembelajaran dengan plastisin dan tusuk gigi dapat digunakan untuk membuat model senyawa. Pembelajaran kimia makin sempit bidang kajinya dalam kurikulum ini karena beberapa materi di kls IX ditiadakan padahal itu termasuk materi yang penting, misalnya tentang reaksi kimia dan laju reaksi.
IPA juga merupakan mata pelajaran baru yang masuk UN SMP tahun 2008. Jadi merupakan beban berat juga bagi guru mata pelajaran ini karena menjadi penentu anak didiknya untuk lulus. Apalagi bagi bidang studi kimia, dimana pada SKL IPA hanya mendapat jatah minim yaitu 2 SKL. Harapannya, dengan 2 SKL tersebut siswa harus mampu menjawab materi kimia dengan benar semua. Meskipun materinya minim, guru bidang studi ini tak perlu ciut hati, karena bisa memberikan soal sebanyak-banyaknya dalam 2 SKL dan meyakinkan siswa untuk lebih memahami materi tersebut.
Kimia sering diidentikkan dengan mata pelajaran yang berisi tentang bahan kimia dan efek sampingnya. Seperti misalnya materi kimia tentang zat aditif (bahan tambahan dalam makanan) serta zat adiktif dan psikotropika (narkotika dan zat kimia yang minimbulkan kecanduan). Pengarahan dari guru yang keliru membuat siswa makin tidak menyukai bidang ini. Sebaiknya, buatlah siswa menyukai terlebih dahulu dengan menceritakan manfaatnya bahkan jika perlu mereka diajak untuk praktek membuat bahan kimia sehari-hari, seperti pewangi atau detergen. Sehingga menumbuhkan rasa kesukaan dalam diri mereka tentang bidang studi ini.
Bidang ini juga banyak mengajarkan konsep-konsep dasar yang harus dikuasai siswa agar bisa mempelajari bidang IPA yang lain dengan baik. Seperti misalnya, konsep partikel materi di kelas VIII akan sangat bermanfaat ketika siswa mempelajari tentang wujud zat dan pemuaian (fisika). Konsep lainnya seperti pengklasifikasian unsur, senyawa dan campuran akan sangat membantu siswa ketika mempelajari zat-zat apa saja yang menyusun tubuh mereka (biologi). Jadi, bidang studi ini meskipun kecil kapasitasnya, tetapi besar manfaatnya. Selanjutnya, jadikan setiap pembelajaran bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga siswa makin mencintai bidang kajian ini. Dan bagi guru pengajar IPA khususnya bidang studi kimia, dengan menanamkan kecintaan siswa pada mata pelajaran IPA bisa menumbuhkan sikap dan cara berpikir kritis dan sistematik sesuai dengan tahap-tahap penyelesaian masalah yang biasa diajarkan pada pembelajaran IPA. Semoga Indonesia bisa mencetak ilmuwan yang tidak hanya kritis dalam berpikir tetapi juga dalam bertindak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar